Apakah paham komunis itu bisa mengancam pergaulan dan cara berkebangsaan kita.
Suatu kali saya menempuh perjalanan 12 jam, dari Sorowako menuju Makassar. Saya menumpangi sebuah bus sewaan, duduk diantara orang-orang dengan beragam ekspresi. Bus itu tak memiliki lampu baca, akhirnya, saya mengaktifkan list lagu di hape. Selama perjalanan, dendang dan irama dari Iwan Fals, Cake, dan Nirvana memanjakan telinga. Benar-benar menyenangkan. Jika sudah demikian, maka khayalan saya akan berlari dan berlompat, liar dan tak terkendali.
Tapi khayalan saya tiba-tiba berhenti pada sebuah peristiwa. Saman pasca peristiwa Gerakan 30 September. Orang-orang menjadi ketakutan dengan ideologi komunis, saman dimana orang-orang PKI dianggap sebagai malapetaka. Bagi saya inilah salah satu saman kegelepan, memperkarakan pemikiran seseorang, lalu membunuhnya.
Ada ratusan, ribuan, bahkan lebih, yang tak tahu harus bagaimana. Orang-orang yang dituduh terlibat dengan gerakan komunis ruang geraknya dipersempit, lapangan pekerjaan tak mereka dapatkan. Kartu tanda penduduk pun diberi tanda sebagai orang yang perlu diwaspadai.
Iwan Fals, dalam lagunya Engkau Tetap Sahabatku, benar-benar menghantarkan khayalan saya itu. Lagu itu ibarat menanyangkan gambar bergerak. Semakin saya mendengarnya dengan saksama, semakin membuat tubuh saya merinding.