Suasana jalan
itu mendadak berubah, dari kemeriahan menjadi penuh erangan kesakitan, darah,
dan orang-orang berlari kalang kabut. Tak seorang pun yang tahu kenapa granat
itu meledak diantara mereka.
MENJELANG SIANG, pada Sabtu 6 Juli 2013, di jalan Cendrawasih
Makassar, tercipta sebuah kerumunan. Anak muda berlarian dengan ucapan tak
jelas, sedikit panik. Beberapa kendaraan yang melintas berhenti di sisi jalan,
ibu-ibu menengadahkan kepala dari balik pagar rumah. Sesaat terjadi kemacetan. Namun
orang-orang di sisi lain jalan, tetap terlihat santai, ada yang main catur, ada
pula yang asyik menghisap rokok. Dan jelang beberapa menit kemudian, suasana kembali
normal. Jambret berhasil kabur. “Seperti biasa mas,” kata salah seorang dari
mereka.
Di Makassar, jalan Cendrawasih adalah jalan utama menuju Gedung Olahraga
Mattoanging (sekarang Stadion Andi Matalatta, yang juga merupakan markas tim
sepakbola PSM). Jalan ini diapit oleh jalan Andi Mapanyukki dan Rajawali dan
diujung lainnya berbatasan dengan jalan Arif Rate dan Haji Bau.