Rabu, September 25, 2013

Pesan Cinta Dihari Ulang Tahun

1
Pesan cinta yang kau kirim dihari ulang tahunku itu, seperti selimut yang dapat menyenyakkan tidur, serupa aroma tubuh mamaku yang memabukkan.

2
Pesan cinta dan baris sms yang kau hadiahkan untukku dihari ulang tahunku itu, seperti kibasan ekor anjing yang sedang gembira dan hendak bermain.

3
Tapi pesan cinta yang kau kirim dihari ulang tahunku itu, adalah pertanda jarak.

Selasa, September 10, 2013

Juru Selamat

MOBIL saya mogok di perjalanan tepat di pendakian menuju desa Asuli. Saya memotong sebuah tangkai pohon kecil di sisi jalan, menelungkupkannya di depan dan satunya lagi di belakang mobil, sebagai tanda hati-hati untuk kendaraan lain yang melintas.

Sebentar saja saya mengasoh menunggu pertolongan, seekor burung Nuri bersama kawanannya melintas tepat di atas kepala. Seekor lainnya menengok ke arah saya. Lalu menukik tajam dan bertengger di pohon kecil tampatku bersandar.

Selasa, Agustus 20, 2013

Bertahan dalam Ingatan

Suasana jalan itu mendadak berubah, dari kemeriahan menjadi penuh erangan kesakitan, darah, dan orang-orang berlari kalang kabut. Tak seorang pun yang tahu kenapa granat itu meledak diantara mereka.

MENJELANG SIANG, pada Sabtu 6 Juli 2013, di jalan Cendrawasih Makassar, tercipta sebuah kerumunan. Anak muda berlarian dengan ucapan tak jelas, sedikit panik. Beberapa kendaraan yang melintas berhenti di sisi jalan, ibu-ibu menengadahkan kepala dari balik pagar rumah. Sesaat terjadi kemacetan. Namun orang-orang di sisi lain jalan, tetap terlihat santai, ada yang main catur, ada pula yang asyik menghisap rokok. Dan jelang beberapa menit kemudian, suasana kembali normal. Jambret berhasil kabur. “Seperti biasa mas,” kata salah seorang dari mereka.

Di Makassar, jalan Cendrawasih adalah jalan utama menuju Gedung Olahraga Mattoanging (sekarang Stadion Andi Matalatta, yang juga merupakan markas tim sepakbola PSM). Jalan ini diapit oleh jalan Andi Mapanyukki dan Rajawali dan diujung lainnya berbatasan dengan jalan Arif Rate dan Haji Bau.

Rabu, Mei 22, 2013

Surat Kami yang Kedua

Dear Tika, yang jauh dipelupuk mata

Semoga harimu tetap menyenangkan. Terus bergerak dan selalu semangat, lalu bernyanyi seperti kebiasaan-kebiasaan yang lama tak kudengar. Meskipun menjengkelkan apalagi saat di kendaraan.

Tapi sudahlah, saya akan bercerita perihal mimpi seperti janjiku beberapa hari lalu. Setelah kuputuskan untuk tidur cepat dan terbangun esok paginya, ternyata saya tak ingat apa mimpi yang kulalui. Rasa-rasanya tidur menjadi hambar.

Kamis, Mei 16, 2013

Surat Cinta Pertama


Pengantar Surat Cinta
Pekan lalu saya dan Tika berencana membeli kertas untuk menulis surat cinta. Namun di salah satu toko alat tulis yang cukup lengkap di Makassar ternyata tak menyediakan keinginan itu. “Ihh, masa kertas begini,” kata Tika.

“Ih masa model surat cintanya begini,” lanjutnya.

Singkat kata, Tika tak menyenanginya. Akhirnya kami memutuskan tak belanja kertas dan amplop surat cinta. Bagaimana dengan rencana kami berkirim surat cinta? Nah siang tadi, ketika hendak menuju Belopa dari rumah keluarga saya di Suli, saya berpikir untuk tetap menulis surat cinta. Tidak melalui kantor pos dan perangko,melainkan melalui jejaring sosial facebook.

Kamis, Januari 03, 2013

Mencoba Rute Sorowako-Palopo

Sabtu, 29 Desember 2012 cuaca di Sorowako, Luwu Timur, cukup cerah. Suasana hangat dan hati saya gembira. Hari ini saya akan melakukan perjalanan panjang, menyusuri sepanjang 645 km. Perjalanan itu akan saya lakukan dengan teman dekat saya, Sartika.

Perjalanan ini sebenarnya jauh sudah kami rencanakan, namun selalu tertunda, baru pada akhir Desember mendadak semuanya berjalan. Agak “ringkih” juga bila panjangnya rute yang kami lalui ini dikatakan perjalanan, atau semacam ekspedisi. Hanya main-main dan ingin menikmati Sulawesi Selatan dengan hembusan angin, dengan jalan bergelombang, berlubang, dan sengatan matahari.

Malam sebelumnya saya sudah mengepak beberapa peralatan, ke dalam tas ransel 22 liter. Ada kamera dan buku catatan, dan beberapa potong baju. Selanjutnya dua buah buku bacaan The Bugis karya Crhistian Pelras dan The Heritage of Arung Palakka karya Leonard Andaya juga tak luput. Saya memulai tarikan gas dari rumah kontrakan di jalan Gunung Dieng F350, melewati dua buah speed jump, membelok ke jalan Gunung Sumeru, mengisi bahan bakar bensin botolan lalu melaju.