Nama-nama
Tanpa Nisan
Monumen Korban 40.000 Jiwa, di Kampung Kalukuang, Makassar. |
PADA SELASA 28
Januari 1947, ketika matahari pagi itu sudah setingi tombak, penduduk dikumpulkan
di sebuah lapangan Suppa, ada suara
ledakan pistol dan ratusan orang terkapar, lalu dimakamkan dalam tiga liang
besar.
Saat itu, Sikati berusia sekitar 25 tahun, bersama seorang
bayinya tidur dengan pulas di rumahnya di kampung Ujung, Desa Malongi-longi,
Kecamatan Lanrisang, Kabupaten Pinrang. Jaraknya sekitar 10 kilometer menuju
Suppa. Ketika suara azan subuh dari surau-surau belum terdengar, tiba-tiba datang
suara gaduh. Ada serdadu ramai teriak, memerintahkan semua penghuni rumah untuk
keluar.