Rabu, November 14, 2012

Sang Penembak


Nama-nama Tanpa Nisan


Monumen Korban 40.000 Jiwa, di Kampung Kalukuang, Makassar. 
PADA SELASA 28 Januari 1947, ketika matahari pagi itu sudah setingi tombak, penduduk dikumpulkan di sebuah  lapangan Suppa, ada suara ledakan pistol dan ratusan orang terkapar, lalu dimakamkan dalam tiga liang besar.  

Saat itu, Sikati berusia sekitar 25 tahun, bersama seorang bayinya tidur dengan pulas di rumahnya di kampung Ujung, Desa Malongi-longi, Kecamatan Lanrisang, Kabupaten Pinrang. Jaraknya sekitar 10 kilometer menuju Suppa. Ketika suara azan subuh dari surau-surau belum terdengar, tiba-tiba datang suara gaduh. Ada serdadu ramai teriak, memerintahkan semua penghuni rumah untuk keluar.