Pertemananku dengan Puang Matoa Saidi terjadi pada April 2011. Saya mengunjunginya di rumah Arajange di Sigeri Kabupaten Pangkep. Rumah itu dikelilingi pagar tinggi, halaman yang luas dengan hamparan rumput mirip lapangan.
Puang Saidi begitu dia dikenal. Seorang bissu atau pendeta Bugis jaman dulu yang sekarang masih bertahan. Pertemuan pertama itu ternyata membawaku dalam cerita yang panjang. Hingga pada 23-24 April 2011, naskah panjang yang konon melebihi panjang epos Mahabarta yang hanya 200.000 baris, dibanding Sureq I La Galigo yang panjangnya mancapai 300.000 baris di pentaskan di benteng Rotterdam Makassar.